Jumat, 11 Juni 2010

Anak dan media : Teletubbies Vs Franklin

Sekilas Mengenai Teletubies dan Franklin

Waaahhhh siapa yang ngak kenal dengan serial film anak teletubbies…??? teletubbies (Television in the tummy of the babies) yang dalam bahasa indonesianya diartikan sebagai televisi di perut para bocah. Perkenalkan 4 personil teletubies Tinky-Winky (berwarna ungu), Dipsy (hijau), Laa-Laa (kuning), dan Poo(merah). Di kepala empatnya juga memiliki tanda masing-masing. Di dunia tubby ada rumah seperti bukit yang serupa dengan lapangan golf yang hijau ini disebut Teletubbyland, kincir angin, televisi, kelinci, yang selalu disinari matahari berwajah bayi imut-imut, dan noo-noo si vacum cleaner. Film serial anak-anak ini diciptakan oleh Anne Woods dan Andrew Davenport diperkenalkan di Inggris tahun 1995.


Siapa yang belum mengenal sosok yang satu ini???? Ini dia adalah Franklin. Seekor kura-kura yang lucu dan baik hati dalam cerita anak-anak. Sjarah franklin diciptakan oleh penulis kelahiran Winnipeg Paulette Bourgeois pada tahun 1986. Dalam cerita franklin, tidak hanya ada kura-kura saja, masih banyak lagi tokoh hewan-hewan yang digunakan untuk menarik minat anak-anak.

 
 
 
>> Data Umum :
Jenis     : film
Judul     : Teletubbies
Durasi   : 1 jam, 10 menit
Tanggal : 1 mei 2003


>> Penyampaian content :
Boneka seukuran manusia bercampur dengan manusia

>> Content atau isi cerita :
Didalam film teletubies ini menceritakan berbagai macam aktivitas-aktivitas yang sering dilakukan anak, hal-hal yang terlihat pada film ini yaitu anak menyikat gigi, seorang anak yang mencuci piring, terlihat anak-anak yang akan berangkat kesekolah, terlihat juga sekelompok anak-anak yang pergi berpetualang, terlihat juga para teletubbies membuat pudding, dan terakhir terlihat 2 orang anak laki-laki dan perempuan yang akan tidur bersama.


>> Tujuan/materi yang ingin disampaikan/ pelajaran yang bisa diambil :
Dalam terdapat berbagai macam tujuan, diantaranya:
1. Mengajarkan pada anak untuk rajin menyikat gigi.
2. Mengajarkan pada anak untuk membantu orangtua dalam menyelesaikan pekerjaan rumah seperti mencuci piring.
3. Mengarkan pada anak untuk rajin kesekolah.
4. Ingin menyampaikan pada anak bahwa bertemanlah dengan cara yang baik.
5. Mengarkan pada penonton khusus anak-anak untuk menggunakan pakaian yang seharusnya ketika tidur, misalnya piyama.


>> Sasaran pembaca atau sasaran penonton :
1. Film ini cocok untuk anak yang berusia 2 tahun keatas hal ini karena anak usia ini sudah mulai bisa mempresentasikan dunia mereka dengan kata-kata, bayangan dan gambar-gambar.
2. Film ini juga cocok untuk laki-laki maupun perempuan
3. Banyak memberikan pesan yang mudah dimengerti oleh anak
4. Film ini sangat menarik bagi anak-anak, dimana anak-anak cenderung menyukai warna-warna.
5. Film ini memiliki kelemahan, yaitu ada satu hal yang agaknya sulit dikenali anak-anak pada umumnya, yakni jenis kelaminnya. Sebab, kostumnya sama, aktivitasnya pun tak berbeda.
6. Film ini untuk anak yang kebih besar mungkin akan kebosanan.


>> Pengemasan media (kelebihan dan kelemahan) :
1. Banyak memberikan pesan yang mudah dimengerti oleh anak
2. Film ini sangat menarik bagi anak-anak, dimana anak-anak cenderung menyukai warna-warna.
3. Film ini memiliki kelemahan, yaitu ada satu hal yang agaknya sulit dikenali anak-anak pada umumnya, yakni jenis kelaminnya. Sebab, kostumnya sama, aktivitasnya pun tak berbeda.
4. Film ini untuk anak yang kebih besar mungkin akankebosanan.


>> Teori yang relevan :
Film ini terkait dengan teori piaget, khususnya anak yang sedang dalam tahap praoperasional diman pada tahap ini anak sudah mulai menggunakan gambaran-gambaran mental untuk memahami dunia. Pemikiran-pemikiran simbolik, yang direfleksikan dalam penggunaan kata-kata dan gambar-gambar mulai digunakan dalam penggambaran mental, yang melampaui hubungan informasi sensorik denagn tindakan fisik. (piaget, dalam dalam santrok 2007)



>> Data Umum :
Jenis  : buku
Judul  : faranklin (teman baru franklin)15 halaman, tahun 1997


>> Penyampaian content :
Full warna


>> Content atau isi cerita :
Didalam buku franklin ini, menceritakan tentang franklin yang mendapatkan teman baru, yang bertubuh besar jauh lebih besar darinya.pada awalnya franklin sangat takut dengan teman barunya tersebut, namun pada akirnya mereka berdua bersahabat.


>> Tujuan/materi yang ingin disampaikan/ pelajaran yang bisa diambil :
Dalam buku franklin yang berjudul teman baru ini, penulis ingin menyampaikan pada anak bahwa:
1. Janganlah melihat teman dari bentuk fisiknya saja.
2. Penulis ingin mengajarkan kepada anak untuk bekerja sama dengan teman, secara baik.
3. Mengajark kepada anak untuk saling berbagi.


>> Sasaran pembaca atau sasaran penonton :
Buku ini cocok untuk anak prasekolah. Dan buku ini juga Lebih cocok untuk anak laki-laki karena banyak terkandung permaianan yang seharusnya dilakukan anak laki=laki.

>> Pengemasan media (kelebihan dan kelemahan) :
1. Buku ini sangat menarik untuk anak-anak karena telah sesuai dengan tujuannya yaitu mengajarkan pada anak tentang cara bersosialisasi dan menghadapi teman baru.
2.  Untuk anak yang kebih besar akan membosankan


>> Teori yang relevan :
Pada buku franklin, saya menggunakan teori Erikson inisiatif Vs rasa bersalah dimana tahap ini adalah tahap ketiga ari erikson yang mengatakan bahwa pada tahap ini, terjadi selama tahun prasekolah. Begitu anak prasekolah memasuki dunia sosial yang lebih luas, mereka akan menghadapi lebih banyak tanntangan.
( Erikson, dalam santrok 2007)



Analisi dari kedua media (TELETUBBIES VS FRANKLIN)

Film teletubbies memang sangat menarik untuk tontonan anak-anak. Tidak hanya menjadi tontonan tapi didalamnya juga mengandung pembelajaran yang positif yang terkandung untuk anak-anak. Disini anak mulai diperkenalkan dengan warna, dan bentuk-bentuk yang beraneka ragam. Namun untuk anak usia 3 tahun kebawah umumnya belum dapat mengerti pesan yang disampaikan. Dalam film ini memiliki beberapa kelemahan dimana ini tidak adanya pengenalan gender. Menurut salah seorang anak,” poo adalah perempuan karena bajunya merah” sedanhgkan anak lain mengataka tingkiwingkilah yang perempuan karena bajunya ungu, sedangkan anak yang menganggap bahwa justru lala lah yang perempuan karena namanya Lala. Seperti yang kita ketahui, ketidak jelasan identitas berbahaya bagi perkembangan anak. Namun apa yang disajikan dalam film ini juga banyak memberikan pesan-pesan positif bagi anak-anak yang menontonnya, seperti halnya mengajarkan pembelajaran kepada anak untuk menyikat gigi, bersemangat untuk pergi kesekolah, merapikan tempat tidur ketika bangun, bersosialisasi kepada sesama dengan baik.

Adupun dengan buku cerita Franklin yang juga tidak kalah menariknya dari teletubbies, cerita ini melibatkan berbagai macam jenis hewan, yang dapat mengajarkan kepada anak pengenalan tentang jenis-jenis hewan, ini merupakan tujuan dari franklin dalam edisi (teman baru franklin), selain itu buku ini juga mengajarkan pada anak untuk saling berbagi dengan temannya, bersosialisasi dengan teman baru dan bekerja sama dengan baik. Pada anak yang belum dapat membaca, peran orang tualah yang sangat penting guna menjelaskan tentang isi yanga terkandung dalam cerita tersebut. Buku ini baik sekali untuk anak yang telak duduk di bangku TK/SD karena didalam cerita ini lebih focus terhadap lingkuangan sekolah dan lingkungan sekitar karena anak seusia ini sudah mulai berinteraksi terhadap lingkungan dimana ia berada.


My opinion/conclusion

Saya lebih menyukai teletubbies jika digunakan untuk anak-anak. Dimana dilihat dari segi audiovisual yang menarik untuk disajikan kepada anak-anak. Dalam penyajiannya juga disertakan adanya contoh secara langsung yang nyata mengajarkan anak untuk berperilaku positif, sehingga lebih mengena dalam memori anak untuk cenderung menirukannya. Sedangkan franklin penyajiannya melalui buku bacaan yang pesannya ditampilkan dalam bentuk kata-kata dan gambar sehingga hanya anak yang sudah mampu membaca saja yang dapat mengerti pesan yang tekandung didalamnya, anak yang belum dapat membaca mereka memerlukan bantuan dari orang yang lebih tua untuk mengetahui isinya, kalau tidak begitu anak cenderung untuk melihat-lihat gambarnya saja. Namun saran saya kepada orangtua, untuk anak yang usianya diatas 3 tahun, gunakanlah teletubbies sebagai media pembeajaran bagi anak, dan kenalkanlah kepada anak mana yang perempuan dan mana yang laki-laki sehingga anak tidak mengalami kekeliruan gender. Sedangkan pada Franklin dapat dipergunakan untuk pembelajaran bagi anak usia dini dengan pengarahan orang tua sampai dengan prasekolah












2 komentar: